Cara Tanam Porang Yang Baik dan Benar

Belakang ini banyak beredar kabar berita seorang pemulung yang tiba-tiba saja menjadi jutawan berkat budidaya umbi porang. Lalu banyak yang mencoba peruntungan itu dengan menanam juga porang. Bagaimana cara menanam porang yang baik dan benar? Menanam porang dengan baik yaitu mencari bibit porang unggulan yang dapat kita benih sebelum menanamnya langsung ke tanah.

Cara Tanam Porang Yang Baik dan Benar

Berapa harga porang per kg? Harga tanaman porang bagaikan harga emas yang memiliki nilai jual yang fantastis karena mampu menembus pasar ekspor terutama ke negara asia jepang, china, vietnam. Harga porang di pasar lokal porang iris kering mampu menembus angka puluhan ribu, sedangkan dalam 1 hektar lahan yang kita tanami porang mampu menghasilkan sekitar 6 ton porang. Porang banyak digunakan sebagai bahan baku makanan, pembungkus kapsul, sebagai makanan pengganti nasi yang rendah kalori untuk diet, bahan lem ramah lingkungan.

Nah, kita akan membahas cara menanam dan budidaya porang mulai dari bibit katak maupun umbi di lahan terbuka dengan baik dan benar agar cepat panen. :

Cara Tanam Porang di Polybag

Porang adalah tanaman yang cukup baik ditanam di dataran tinggi dengan kadar air yang kurang sampai rendah. Bagi yang tidak memiliki lahan terbuka dan luas untuk menanam tanaman porang, bisa anda menggunakan media tanam polybag di rumah yang tidak kalah menghasilkan serta mudah dikontrol.

cara Tanam Porang di Polybag

Tapi sebelum menanam porang di polybag dengan baik ada dua, yaitu:

1. Menanam Porang Untuk Pembibitan Sementara

Penyemaian/Menanam porang dipolybag
Untuk pembibitan dipolybag tujuannya adalah:
  • Untuk memanfaatkan bibit benih yang ukuran kecil kurang bagus ditanam secara langsung di lahan terbuka
  • Telat menanam bibit porang di waktu penanaman semestinya.

2. Menanam Porang Polybag Permanen

Menanam porang dipolybag yaitu menanam karena alasan keterbatasan lahan, kontrol tanaman dan juga alasan keamanan.
  • Bahan-baham menanam porang dengan media polybag yaitu:
  • Siapkan benih porang yang akan ditanam baik dari umbi ataupun dari katak
  • Siapkan tanah
  • Siaplan polybag atau media tanam lainya seperti karung atau bekas kulit semen dan sebagainya.
  • Siapkan pupuk kandang atau pupuk kimia yang sudah diolah
  • Air secukupnya

Cara Menanam Porang dengan Media Polybag

  1. Campurkan tanah dengan pupuk yang tersedia dengan perbandingan 70:30 aduk rata.
  2. Masukkan campuran tanah:pupuk kedalam kantong polybag
  3. Buatkan lubang ditanah dalam polybag tempat diletakkannya benih porang
  4. Masukkan porang dalam tanah, jangam terlalu dalam cukup bibit porang dapat ditimbun dengan sempurna
  5. Siram sedikit sebagai penyiraman pertama porang sedikit saja sampai tanah terlihat basah.
  6. lakukan penyiraman satu kali sehari disore hari
  7. Tanaman porang akan tumbuh dalam 1-3 minggu.
  8. Untuk tanaman porang pembibitan, dapat dipindahkan kelahan terbuka saat sudah menunjukan daunnya. 
Untuk perawatan porang dimedia polybag tidak jauh berbeda dengan menanam dilahan terbuka, beberapa hal yang harus diperhatikan
  • Jarak antar polybag jika porang sudah tumbuh besar diatur agar cahaya matahari bisa masuk ke batang sehingga batang porang tidak jamuran dan mati. 
  • Penyiraman porang cukup 1 kali sehari saja, terlalu lembab membuat porang membusuk dan lambat tumbuh. 
  • Anda bisa memberikan nutrisi tanam baik dalam bentuk pupuk kimia atau pupuk organik

Tips Agar Tanaman Porang Tumbuh Baik di Polybag dengan Baik

Tips ini boleh diikuti atau tidak tidak jika menurut pengalaman para petani porang memiliki cara jitu dan alasan lain yang lebih hebat, yaitu:
  1. Untuk menanam benih umbi porang di polybag maka lakukan seperti biasa anda menanam porang dilahan terbuka, tunas menghadap atas. Sedangkan
  2. Untuk katak porang menurut pengalaman beberapa petani porang maka katak diletakkan atau ditanam dengan "tengkurep" bakal tunasnya menghadap bawah, dengan alasan agar tunasnya tumbuh dengam baik.

Cara Budidaya Suweg dengan Baik dan Benar

Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) adalah tanaman penghasil umbi batang yang masih satu gen dengan porang / iles-iles. Bahkan sebagian daerah menyebut suweg dengan nama porang. Sedangkan dalam bahasa inggris suweg disebut sebagai stinky lily.

Habitat asal suweg berasal dari pedalaman hutan di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Dulunya tanaman ini dianggap sebagai tanaman liar hutan yang tidak memiliki kegunaan. Namun semenjak berbagai negara seperti Tiongkok dan Jepang membutuhkan suweg sebagai bahan baku makanan, masyarakat mulai membudidayakannya.

Cara Menanam Suweg dengan Baik


Apabila anda mencoba membudidayakan suweg, maka dapat mengikuti beberapa tips berikut ini:

Syarat Tumbuh Suweg

Berikut beberapa syarat tumbuh suweg:

  • Jenis tanah yang paling cocok adalah lempung berpasir.
  • Tumbuh optimal di dataran rendah, namun mampu beradaptasi hingga ketinggian 800 mdpl.
  • Suhu yang cocok berkisar 25 hingga 30 derajat celsius.
  • Lokasi dengan curah hujan antara 1000 – 1500 mm/tahun.
  • Tempat lembab yang tidak terlalu basah sangat cocok untuk suweg.
  • Penyinaran matahari maksimal 40%.
  • PH tanah yang b agus antara 6-7.
  • Secara umum, suweg memiliki tingkat adaptasi yang bagus. Ditanam dilokasi manapun tetap dapat menghasilkan umbi. Namun tentu butuh syarat tumbuh optimal agar dapat tumbuh dengan baik, terutama bila anda ingin membudidayakannya.

Menyiapkan Bibit

Ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan bibit, yakni:

  1. Dengan umbi: Ambil umbi yang sudah siap panen, pilihlah yang berukuran kecil dari tanaman yang bagus dan sempurna. Selanjutnya letakan ditempat lembab dan terlindungi, biarkan selama beberapa bulan hingga muncul tunasnya. Bibit yang sudah siap tanam adalah yang tunasnya sudah mencapai minimal 5 cm.
  2. Dengan biji: Cara ini bisa dikatakan cukup sulit tingkat pertumbuhannya. Suweg akan berbunga tiap 2 hingga 4 tahun, nantinya akan ada bijinya yang dalam 1 tanaman berjumlah sekitar 200 lebih. Biji ini disemai pada wadah kecil. Jaga kelembabannya dan jangan sampai tergenang air. Bila sudah tumbuh sekitar 10 sampai 15 cm, anda bisa memindahkannya ke tempat yang lebih besar.
Suweg berbeda dengan porang, jika porang memiliki bintil atau katak yang bisa menjadi alat perkembangbiakan, suweg tidak memilikinya. Maka dari itu hanya bisa didapatkan bibit dari 2 teknik di atas.

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan dimulai dari sanitasi pembersihan gulma secara keseluruhan. Selanjutnya pengolahan tanah menggunakan cangkul atau bajak. Walau tidak dibajak sekalipun, sebenarnya suweg tetap dapat tumbuh dengan baik, namun tetap lebih baik diolah tanahnya terlebih dahulu.

Selanjutnya dibuat guludan dan selokan pada masing-masing tepi lahan sebagai sarana irigasi. Bila tidak ingin dibuat guludan tidak masalah, tapi lahan harus rata, karena suweg tidak suka di tempat yang tergenang air. Bila memungkingkan, taburi tanah dengan kompos, obat rumput dan nematisida agar terbebas dari gulma dan hama nantinya.

Buatlah lubang tanam yang sekiranya cukup untuk dimasukan bibit suweg. Jarak tanam yang bagus adalah 1 meter x 1 meter. Namun bisa juga 1,2 meter x 1,2 meter karena tanaman ini dapat mencapai tinggi 2 meter dan lebar 1 meter lebih.

Penanaman Suweg

Cara menanam suweg cukup mudah, bibit yang tadi sudah kita siapkan tadi tinggal dimasukan ke dalam lubang tanam yang sudah dibuat. Lalu tutup kembali dengan tanah pada sekeliling lubang tanam tersebut. Sedikit tekan-tekan untuk menyatukan akar bibit dengan tanah.

Waktu penanam bisa dilakukan pagi hari atau sore hari saat sinar matahari tidak terlalu terik. Segera siram bibit yang sudah ditanam untuk menjaga tanaman agar tidak kekurangan cairan. Apabila ada tenaga waktu lebih, anda bisa membuatkan ajir pada masing-masing tanam. Selain berfungsi sebagai tanda, juga berguna menopang bibit saat masa pertumbuhan.

Perawatan Tanaman

Selama masa pembudidayaan, suweg harus dilakukan beberapa perawatan rutin. Diantaranya ada:

  1. Pemupukan: dilakukan bila tanaman kekurangan nutrisi dengan ditandai daun yang menguning dan kecoklatan menggulung pada ujung daun. Pupuk yang bagus adalah NPK, bisa NPK cair, maupun granule. Yang penting dosis secukupnya saja, sekitar 5 gram per tanaman. Namun bila tanaman tumbuh dengan subur, tidak perlu dilakukan pemupukan.
  2. Penyiangan: Gulma akan berebut unsur hara apabila dibiarkan begitu saja. Penyiangan rutin setidaknya 6 bulan sekali sangat bagus untuk tanaman suweg.
  3. Pengairan: Bila tanaman sudah tercukupi dari air hujan, sebenarnya sudah cukup dan tidak perlu diairi kembali. Saat musim kemarau saat tanaman layu mati, jangan disiram dan diberi air, karena fase ini memang siklus yang harus dijalani oleh tanaman. Bila terkena air, nanti akan tumbuh lagi sebelum waktunya.

Pemanenan Umbi Suweg

Karena suweg termasuk kategori umbi batang, maka pemanenannya dilakukan diwaktu menjelang musim kemarau saat tanaman akan layu dan sudah hampir mati. Karena bila dipanen saat sudah mati, tentu kesulitan menentukan lokasi umbinya berada.

Panen dapat dilakukan di waktu 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun. Semakin lama umbi akan semakin besar, tapi bila terlalu lama tektur umbi akan berair, orang Jawa bilangnya “genyeh”. Waktu terbaik adalah 3 tahun, karena dari sisi tekstur, rasa dan ukurannya pas.

Setelah diambil, segera bersihkan dari tanah yang melekat. Lalu pisahkan berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Pembeli biasanya ada yang membutuhkan ukuran kecil sebagai keripik, ada pula yang ukuran besar sebagai bahan tepung. Kualitas umbi juga mempengaruhi harga pasaran, sehingga anda perlu menyortirnya.

Umbi yang tidak terjual saat itu juga bisa disimpan ditempat yang kering dan teduh. Namun akan lebih baik bila segera dijual, bila terlalu lama disimpan, nantinya akan muncul tunas dan kualitas umbi menurun.

Itulah beberapa tahapan yang dapat anda lakukan bila ingin menanam suweg. Setelah tahu cara menanam suweg secara keseluruhan, apakah tertarik untuk mencoba menanam dilahan yang anda miliki?.

Cara Menanam Porang Cabutan

Menanam porang dengan menggunakan bibit cabutan merupa sesuatu yang baru, terutama untuk daerah selain Madiun selaku perintis budi daya porang. Oleh karena itu, perlu tehnik yang cermat, tepat dan akurat dalam penanaman porang dari bibit cabutan. Pada kesempatan kali ini kami berbagi pengalaman tentang cara penanaman porang dengan menggunakan tegakan tali rafia. Cara menanam porang dengan 4 cara, yaitu :


  1. Tiap bibit porang saya beri tegakan, namun kelemahannya adalah bahwa kita harus mempersiapkan tegakan terlebih dahulu dari kayu atau bambu, kemudian tiap batang porang harus beri satu tegakan dan pada bagian bawah pertigaan cabang harus diikat. Hal ini memakan banyak biaya untuk mempersiapkan tegakan dari kayu atau bambu, dan memakan banyak waktu terutama waktu pemberian tegakan tiap pohon dan mengikatnya.
  2. Bibit porang saya tanam berdiri tegak tanpa tegakan, kelemahannya adalah mayoritas tanaman porang pada bagian batang menjadi busuk karena patah.
  3. Bibit tanaman porang saya tanam agak miring dengan media rumput yang belum saya bersihkan, mayoritas hidup bagus selama berada di bawah naungan yang agak rindang dan rerumputan sekeliling masih banyak, karena daun tidak jatuh di tanah, namun jika menanam tanpa naungan maka yang terjadi daun dan batang layu dan kemudian membusuk.
  4. Bibit tanaman porang saya tegakkan dengan menggunakan tali rafia, cara ini lebih efektif karena porang langsung bisa berdiri tegak dan tidak patah batangnya. Namun hal terpenting penanaman porang yang berasal dari bibit cabutan adalah ketersediaan air hujan yang masih intens, tanpa itu meski tanah dialiri air, biasanya kurang tumbuh maksimal. 

Cara Tanaman Porang Liar dengan Baik


Tempat Bertumbuhnya Tanaman Porang Liar, pada mulanya tanaman porang memang tumbuh secara liar dan belum banyak dikenal oleh masyarakat. Menurut sejarah tanaman porang merupakan keluarga botani dari Amorphophallus yang dibawa dari Asia Tropik menuju Afrika dan terus berlanjut hingga ke Filipina, Malaysia hingga pulau jawa dan kepulauan pasifik.

Secara terperinci tanaman porang dapat tumbuh pada media yang memiliki sifat-sifat dibawah ini :

1. Jenis pH Tanah

Tanaman porang akan tumbuh subur pada tanah yang memiliki kandungan pH antara 6 - 7. Selain itu tanah yang mendukung pertumbuhan porang adalah yang berjenis gembur dan tidak tergenang air serta tidak pula pada tanah yang terlalu kering.

2. Kondisi Ekosistem

Kondisi ekosistem yang baik bagi pertumbuhan tanaman porang adalah yang hidup di antara beberapa tanaman lain yang menaunginya. Namun tidak semua tanaman dapat menjadi naungan bagi porang.

Beberapa tumbuhan yang cocok sebagai naungan bagi porang adalah pohon jati, pohon mahoni, dan pohon sono. Selain itu adapun ketentuan lain yang mendukung pertumbuhan porang adalah tingkat kerapatan antara tanaman porang dan pohon naungan idealnya adalah berjarak 40%.

3. Iklim dan Suhu

Salah satu karakteristik tanaman porang adalah memiliki toleransi terhadap tempat teduhnya. Tanaman porang liar dapat tumbuh pada dataran dengan ketinggian 0 - 700 mdpl. Namun jika dibudidayakan maka tanaman porang akan lebih ideal tumbuh pada ketinggian 100 - 600 mdpl.


Perbedaan Porang dan Suweg


Porang adalah jenis tanaman umbi-umbian yang sedang populer dibicarakan masyarakat. Porang biasa juga dikenal dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Apa manfaat tanaman porang ? Adapun manfaat tanaman porang yang banyak digunakan sebagai bahan baku makanan seperti tepung, kosmetik, dan penjernih air,  pembuatan lem dan "jelly" yang akhir tahun banyak diekspor ke Negeri seperti Jepang.

Perbedaan Porang, Suweg, Walur, & Iles-Iles. Ada beberapa jenis tanaman yang fisiknya mirip dengan tanaman porang baik itu dari bentuk batang maupun umbinya, bahkan banyak petani pemula yang sulit membedakan tanaman porang dengan suweg. Dikutip dari "pertanian.go.id" beberapa tanaman tersebut di antaranya yaitu :


  1. Suweg (Amorphophallus campanulatus forma hortensis) 
  2. Walur (Amorphophallus campanulatus forma sylvestris)
  3. Iles-iles puti (Amorphophallus variabilis) 


Dari ke tiga tanaman tersebut jika di lihat secara fisik, tanaman porang ini memiliki ciri yang hampir sama baik dari bentuk batang dan umbinya, tetapi ada beberapa ciri-ciri yang dapat membedakan tanaman porang dengan ke tiga tanaman tersebut, ciri-cirinya yaitu:

Porang 

  • Daun: daun lebar, ujung daun runcing warna hijau muda. 
  • Batang: kulit di batang halus dan berwarna belang-belang hijau dan putih. 
  • Umbi: permukaan umbi tidak ada bintil, umbi berserat halus (seperti kristas) dan berwarna kekuningan
  • Lain-lain : di setiap pertemuan cabang ada bubil/katak (bibit porang)

Suweg 

  • Daun : daun kecil,ujung daun runcing, dan warna hijau muda mengkilap. 
  • Batang: kulit batang agak terasa kasar (ada duri) dan berwarna belang-belang hijau dan putih. 
  • Umbi: permukaan umbi banyak bintil dan kasar, umbi berserat halus dan berwarna putih. 
  • lain-lain: pada setiap pertemuan cabang tidak ada bubil/katak. Umbi bisa dikonsumsi setelah direbus
  • Daun: daun kecil, ujung daun runcing dan warna hijau muda mengkilap. 
  • Batang: kulit batang agak kasar dan berwarna hijau keunguan bercak putih. 
  • Umbi: permukaan umbi banyak bintil dan kasar, umbi berserat halus dan warna putih.
  • Lain-lain: pada setiap pertemuan di cabang tidak ada bubil/katak 

Iles-iles Putih 

  • Daun: daun kecil, ujung daun runcing, warna hijau tua. 
  • Batang: kulit batang agak halus dan berwarna keunguan dan bercak putih. 
  • Umbi: permukaan umbi ada bintil, umbi berserat halus dan warna putih. 
  • Lain-lain: pada setiap pertemuan cabang tidak ada bubil/katak 

Adapun perbedaan tanaman porang dengan tanaman walur, tanaman suweg, dan iles-iles putih yang paling mencolok dari ciri-cirinya adalah tanaman porang memiliki pertemuan cabang daun yang ada bubil/katak (bibit porang) sedangkan pada tanaman lain tidak ada. Selain itu, umbi porang jika di belah berwarna kuning keorenan dan memiliki tekstur seperti kristas.

Umbi porang banyak mengandung serat glucomannan berbentuk tepung yang dapat larut ke dalam air sebagai aditif pada makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem yang ramah terhadap lingkungan dan komponen pembuatan pesawat terbang, seperti dilansir laman resmi Kementerian Pertanian. Tanaman Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja dari ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tanaman lain. Untuk bibitnya bisa dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung. Tanaman porang memiliki nilai ekonomi strategis yang dikembangkan, karena punya peluang bisnis yang cukup besar untuk diekspor.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel link

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel